feature/Music
created by Denny Sudaya Pratama
April 29, 2021

Ditinggal Puluhan Mantan Personilnya, Jeff Waters Tetap Setia dengan Annihilator

Personil Silih Berganti, Jeff Waters Tak Ingin Annihilator Mati

portfolio-01

Jeff Waters dengan gitar ikoniknya. Sumber: bravewords.com


Sudah menjadi hal lumrah jika dalam suatu band harus ditinggalkan personilnya atau bahkan berujung bubar dengan berbagai alasan, seperti disebabkan karena sudah tidak adanya kecocokan, tidak sejalannya visi dan misi, atau terjadi konflik di antara personilnya. Hal tersebut juga dialami oleh band trash metal veteran asal Kanada, Annihilator. Jeff Waters membentuk Annihilator pada tahun 1984 bersama dengan John Bates, mantan vokalisnya yang saat itu hanya bertahan selama satu tahun di band. Meskipun sampai saat ini sudah meramaikan kancah musik metal selama 37 tahun, Annihilator bukan lah band yang bisa dikatakan konsisten. Annihilator sering kali bergonta-ganti personil dalam waktu yang relatif berdekatan dan sampai saat ini hanya menyisakan Jeff Waters satu-satunya personil yang tetap loyal sejak didirikannya band tersebut.

 

Hingga saat ini, Annihilator sudah merilis sebanyak 17 album sepanjang karirnya dengan Alice in Hell (1989), Never, Neverland (1990), dan Set the World on Fire (1993) yang menjadi album mereka paling sukses. Bukan lah angka yang sedikit tentunya jika dibandingkan dengan band seangkatan mereka lainnya yang masih aktif. Annihilator juga dinobatkan sebagai band metal Kanada dengan penjualan album paling laris di sepanjang sejarah. Meskipun demikian, dari sekian banyaknya album tersebut terdapat suatu inkonsistensi yang mencolok, salah satunya yaitu suara vokalis mereka yang tidak terdengar sama pada beberapa albumnya. Annihilator sudah pernah bergonta-ganti vokalis sebanyak tujuh kali. Posisi vokalis paling lama diisi oleh Dave Padden yang menempati posisi tersebut selama 11 tahun, dari tahun 2003 hingga tahun 2014. Selain sebagai vokalis, Dave Padden juga berperan dalam mengisi komposisi rhytm gitar, ia berpasangan dengan Jeff Waters yang berperan sebagai lead gitar.

 

Jeff Waters yang pada awalnya hanya mengisi posisi gitaris, saat ini harus banting stir mengisi posisi vokalis juga demi menambal posisi yang sudah ditinggalkan oleh vokalis sebelumnya. Pada umumnya, band yang berganti vokalis akan mengalami penurunan popularitas daripada sebelumnya. Penurunan popularitas juga sempat dirasakan oleh Annihilator, itu lah sebabnya Annihilator tidak sebesar band trash metal veteran lainnya seperti Metallica, atau Megadeth. Namun, Jeff Waters tidak pernah ada kata menyerah untuk terus menahkodai band kesayangannya tersebut agar tetap eksis di kancah musik metal. Disamping itu, kualitas vokal Jeff Waters juga patut diacungi jempol. Suara Jeff Waters yang powerful dan terdengar sangar cocok dengan elemen musik Annihilator yang masih kental dengan trash metal era 90-an.

 

Mantan personil yang pernah mengisi Annihilator tercatat berjumlah 32 orang, tentunya itu bukan hal yang wajar terjadi pada suatu band. Para penggemar mereka pun dibuat bertanya-tanya mengenai apa penyebab para personil tersebut dengan mudahnya hengkang dari band. Banyak spekulasi yang mengarah kepada sikap Jeff Waters yang hobi untuk memecat personilnya karena perannya sebagai pemimpin dinilai tidak pandai dalam menjalin hubungan dengan para anggota band. Namun, tuduhan tersebut ditepis oleh beliau. Pada suatu wawancaranya dengan Lords of Metal, Jeff Waters mengakui bahwa ia hanya pernah memecat dua orang personil dari total 32 orang yang pernah mengisi Annihilator.

 

“Saya hanya memecat seseorang dari band saya dua kali, jujur saja yang lain pergi atas kehendak mereka sendiri dan mereka tetap berhubungan baik dengan saya.” Ungkap Jeff Waters.

 

Pada kenyataannya memang keputusan para personil untuk hengkang itu berdasarkan dari keputusan mereka sendiri. Dalam kesempatan yang sama, Jeff Waters juga mengatakan bahwa seringnya alasan pengunduran diri para personilnya ialah karena keinginan mereka untuk bergabung dengan Annihilator hanya demi mendapatkan uang saja, dan Jeff Waters tidak bisa memberikan komisi reguler seperti apa yang mereka inginkan.

 

“Orang-orang yang berada di band bersama saya, bekerja untuk saya dan dibayar berdasarkan komisi. Jika kita memiliki tahun yang baik, semua komisi yang didapat dibagi secara merata dari keuntungan kita tetapi saya tidak dapat menawarkan gaji bulanan yang tetap atau keuntungan reguler lainnya karena kita sepenuhnya bergantung pada pemasukan. Jika kita membuat album baru dan melakukan tur selama setahun penuh, tidak ada yang mengeluh tetapi ketika ada tahun yang lambat, banyak dari mereka yang memilih untuk pergi dan mencari di tempat lain. Ini adalah suatu hal yang saya pahami dan terima sepenuhnya selama beberapa tahun terakhir.” Ujar Jeff Waters kepada Lords of Metal.

 

Dari pernyataan Jeff Waters tersebut, dapat disimpulkan bahwa Annihilator bukan lah suatu band dengan kultur solidaritas yang erat dan tidak adanya komitmen pada setiap personilnya, terkecuali Jeff Waters sendiri. Seakan tak rela band kesayangannya harus bubar, ia tetap merekrut musisi bertalenta baru demi membuktikan bahwa Annihilator masih mampu berdiri kokoh dibawah pimpinannya.

 

Saat ini, Annihilator konsisten diisi oleh Jeff Waters pada vokal dan lead gitar, Aaron Homma pada rhytm gitar, Rich Gray pada bass, dan Fabio Alessandrini pada drum. Para personil baru Annihilator tersebut bergabung sejak tahun 2015 dan 2016, beberapa diantaranya berusia jauh lebih muda dari Jeff Waters. Mungkin, dengan bergabungnya para personil muda diharapkan mampu membuat Jeff Waters lebih mudah untuk membimbing mereka membangun Annihilator menjadi band yang lebih berkomitmen lagi. Pada Januari 2020 lalu, mereka merilis album teranyarnya yang bertajuk “Balistic, Sadistic”.